Selasa, 11 Januari 2011

Indah Menanti

Menyimpan asa di dalam dada dengan begitu dalam
Sakit yang ada kurasa
Menjadi kuat yang aku inginkan
Menularkan semangat dari asa
Memuat memori indah denganmu
Suatu yang kuingin menjadi nyata
Indah menanti di persimpangan

Sabtu, 08 Januari 2011

Bertahanlah

Tubuh ini tak mampu menopang beban hidup yg begitu berat
Raga ini terasa rapuh
Saat kau meringis
Saat kau menangis
Hati ini tersayat
Ketika wajahmu tak pancarkan sinar
Ketika tingkahmu sedang tak konyol
Bagaimana bisa aku hidup seperti ini?
Bertahanlah

Siapa Kamu?

Mata itu pancarkan sinar kebahagiaan
Mata yg jernih, tak berdusta
Tingkahnya yg terkadang konyol
Seakan membuatku berada di lain dunia
Bertukar pikiran dengannya
Duniaku menjadi lebih luas
Bercanda dengannya
Hati ini mejadi lebih baik
Namun, siapa kamu?

Jumat, 07 Januari 2011

Masih Pantaskah?

Hati ini terluka ketika melihatnya menangis
Telinga ini tersobek saat mendengarnya berkeluh kesah
Bagaimana meyakinkannya bahwa aku ada di sisinya saat ini?
Bahwa aku mulai menyayanginya
Bahwa aku akan berusaha untuk berada di sana setiap kali ia membutuhkanku
Aku tak mengerti mengapa aku menjadi seperti ini saat ini
Ia seorang yang menginspirasiku
Namun, mengapa aku menjadi loyal seperti ini terhadapnya?
Ia bukan seorang jenius
Namun, mengapa aku membanggakannya?
Aku memang orang yang mudah untuk percaya
Masih pantaskah aku?
AKu memang orang yang berprasangka
Masih pantaskah?

Lebih Baik Aku Menjadi Seorang Pendengar

Baru kali ini aku bertemu dengan seseorang yang memiliki nilai sempurna di mataku jauh bila dibandingkan dengannya. Memang bukan hal yang bijak untuk membandingkan sesuatu, apalagi hal itu adalah teman kita sendiri. Bukan hal yang bijak juga karena keduanya memiliki latar belakang berbeda. Intinya, aku tak berhak untuk membandingkan antara keduanya.

Dia memberiku inspirasi untuk dapat aktif dalam hal tulis-menulis. Entah virus apa yang telah ia tularkan padaku sedemikian hebatnya hingga aku menjadi semangat kembali untuk menggeluti bidang tulis-menulis dengan lebih serius. Memang belum ada tindak lanjut yang lebih dari sekadar menulis blog untuk konsumsi sendiri, namun dengan ini pun aku tetap mengasah keterampilan menulisku.

Bukan hal yang cukup sulit bagiku untuk kembali mencermati setiap bagian kata yang aku tuliskan hari ini, namun tanpa latihan aku tidak akan menjadi orang yang sukses dalam bidang tulis-menulis. Aku harus tunjukkan pada dunia bahwa aku ada di sini. Aku dapat menulis seperti ini. Aku bisa dengan aktif dalam membuat tulisan, walaupun aku tahu di suatu saat aku mengalami titik anitiklimaks dari semangatku ini, aku akan rehat sebentar dan akan kembali mungkin dengan waktu yang belum pasti.
Dia adalah orang istimewa yang telah masuk dalam kehidupanku sejak dua bulan yang lalu. Entah bagaimana ceritanya bila aku tidak mengikuti kegiatan tersebut, mungkin aku belum dapat berkenalan dengannya. Mungkin aku masih terbujur kaku dalam sunyi tanpa nada tuts keyboard yang diam. Aku bersyukur karena bisa berkenalan dengannya.

Dia bukanlah sosok pria yang tampan atau baik hati. Namun, dia tetap mengisnpirasiku dengan segala kekonyolannya dalam bercerita dan bagaimana ekspresinya ketika kami menghabiskan waktu bersama. Aku bukan orang yang aktif dalam berbicara, karena aku merasa setiap orang yang mendengar ceritaku mereka pasti akan terdiam dan akhirnya aku pun terbingung-bingung untuk melanjutkan ceritaku bagaimana. Lebih baik aku menjadi seorang pendengar dan mendengarkan setiap keluh kesahnya terhadap apa yang ia keluh-kesahkan.

Aku Harus Menjadi Seorang yang Kuat

Aku kembali dengan wajah yang tak pantas ditunjukkan pada khalayak ramai. Aku tidak seharusnya menjadi orang yang seperti itu! Aku tidak boleh menjadi orang yang mudah putus asa dalam meraih cita. AKu bukan orang yang seperti ini dahulu. Kenapa harus ada kata 'dahulu'?

Aku benci menjadi orang yang lemah terhadap diriku sendiri. AKu harus menjadi orang yang kuat. Kuat terhadap segala sesuatu yang menimpa diriku. Namun, masihkah hal tersebut hinggap di dalam hatiku? Aku tak mengerti apa yang terjadi pada diriku saat ini.

Seorang yang berani dalam melakukan tindakan, namun sekaligus menjadi orang penakut untuk melanggar suatu peraturan. Estetika dari diriku terhadap hal itu kini mulai luntur. Tak ada lagi aku yang selalu memikirkan untuk memenuhi semua peraturan yang ada dan yang telah dibuat, tak ada lagi aku seorang yangg berani dalam mengambil keputusan. Sebenarnya, siapa aku yang sekarang?

Aku sudah berubah, Entah hal itu hanya karena perasaanku yang berlebihan atau karena memang kondisinya tidak memungkinkan agar aku menjadi orang yang seperti itu. Aku tidak tahu apakah hanya aku yang merasakan perubahan ini ataukah semua orang yang pernah dekat denganku merasakan perubahan yang cukup berarti pada diriku.

Hanya satu yang aku harapkan. Aku tidak ingin menjadi orang yang lemah seperti ini. Aku harus menjadi kuat dan tegas dalam segala sesuatunya.

Selasa, 04 Januari 2011

HEI! Aku Bahkan Tak Memiliki

Aku dengan segala apa yang aku inginkan di dunia ini menjadi orang yang tak berkonsisten dalam menjalani hidup. AKu menginginkan hal itu terjadi, namun apa yang aku lakukan? Hanya bermimpi dengan segala mimpi besar yang ada di dalam isi kepalaku.
Jangan takut bermimpi besar! Begitulah yang sering aku dengar selama aku di sini. Oke, aku tidak takut untuk bermimpi besar, tapi apa aku bisa menggapainya? Entahlah. HEI! Bahkan aku pun tak memiliki kepercayaan diri bahwa aku dapat menggapai apa yang ingin aku gapai. Bagaimana mungkin aku memberi suatu nasehat pada yang lain? Mudah untuk dibicarakan, namun sulit untuk dilakukan. Hmm.. hukum alam masi berlaku untukku.

Talk less, do more. Begitu ucap salah satu 'slogan' produk rokok. Kenapa harus produk rokok? Abaikan apa yang menjadi sumber kalimat ini. Satu yang pasti, memang seharusnya kita hidup seperti itu. Rasul pun mengatakan bila memang kita tidak bisa melontarkan kata yang bermanfaat, lebih baik kita diam. Okee.. Lebih baik saya diam.
Hal itu bila ditinjau dari ucapan. Bila dari tindakan? Apa?? Aku tak memiliki referensi banyak tentang tindakan. Yang aku tahu, berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Harus dicamkan dalam hati : TAK USAH memerlukan waktu untuk banyak berpikir untuk melakukan sesuatu yang dapat dilakukan secara spontan! Hanya membuang waktu dan akhirnya kehabisan waktu sehingga tak dapat mengulang atau merai waktu itu kembali.

Siapa aku? Hanya aku yang tahu siapa aku. Tapi, benarkah aku mengetahui diriku yang sebenarnya? Karena selama ini, aku tak dapat mengatur diriku sesuai dengan apa yang harus dilakukan oleh diriku ini. Untuk memahami diri sendiri saja aku tidak begitu paham dengan hal ini, bagaimana aku harus memahami tentang orang lain? Ataukah aku memang memiliki kelainan? :O