Minggu, 03 April 2011

Satu Jam Hanya Terasa Lima Menit

Ada kalanya ketika aku merasa apa yang aku lakukan adalah salah. Sering, hingga tak terhitung berapa jumlahnya. Aku bukan manusia sempurna. Memang benar, tak ada manusia sempurna di dunia ini selain Rasulullah SAW. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik bagi hidupku, bagi semua yang aku repotkan. Agak sulit, tapi itulah yang aku rasakan.



Kala itu aku hanya seorang diri di bukit yang terasa sunyi dan sepi. Hanya bersandar pada dagu dan mendengarkan nyanyian alam yang selalu terngiang di telinga. Agak membuatku merasa nyaman, namun tetap saja aku merasa sendiri. Aku harus bangkit dari sini.



Hingga saat itu pun tiba. Ia datang ke arahku. Duduk di sampingku dan berbincang ramah denganku.



"Apa yang kamu lakukan?" katanya.

"Tak ada. Hanya duduk ditemani alam," hanya itu jawabku.



Satu jam terasa bagai lima menit bagiku. Momen yang tak akan aku lupakan untuk kejadian hari itu. Ia hanya duduk di sampingku dan berbincang ramah dalam waktu singkat. Haruskah ia pergi membiarkan aku di sini seorang diri kembali? Mungkin iya. Karena ia bukan untukku.



Sahabat. Bukan seorang yang sulit dicari, namun bukan pula seorang yang mudah dicari. Dalam sekali waktu, ketika aku telah menemukannya tak akan aku lepaskan demikian mudahnya. Tak peduli seberapa samudera memisahkan kita, tak peduli sebanyak apapun pulau yang membatasi kita, aku akan menyimpanmu dalam genggaman dan hatiku.



Dapatkah aku menemukannya?



Di kala lain ketika aku bermain dengan airmataku, ada yang datang dan memelukku dari belakang. Siapa?



"Kenapa kamu menangis?" tanyanya.

"Entahlah. Hanya ingin menangis dan mengeluarkan airmata. Siapa?" jawabku.

"Aku? Entahlah. Aku hanya datang ke sini dan menghampirimu seperti ini. Nyamankah?"

"Tak tahu. Terasa aneh."

"Tapi bagiku tidak. Berjalan bersama, tersenyum bersama, menangis bersama, suka dan duka dibagi. Tak ada yang ditutupi. Setujukah kamu?"



Tak tahan aku tak mengenalinya. Siapa dia? Lalu kulihat wajahnya. Orang yang sama?



"Kamu?"

"Iya. Kenapa?"

"Siapa?"

"Tak mengenali diriku?"

"Tidak."

"Oh kejamnya dunia! Jangan pernah duduk seorang diri lagi, jangan pernah menangis seorang diri lagi, jangan pernah tertawa seorang diri lagi, jangan pernah berjalan seorang diri lagi! Bagikanlah suka dan dukamu denganku!"

"Siapa kamu?"

"Tetap tidak mengenali?"

"Tidak."

"Aku ada di sini," dia hanya menjawab sambil menunjuk dadaku dan menghilang pergi.



Siapa dia? Orang aneh yang selalu ada saat aku merasa sendiri. Aku tak mengerti mengapa dia seperti itu, namun hal itu membuatku merasa lebih nyaman.



Aku kembali memainkan pikiranku dan berpikir seorang diri. Di saat itu aku melihat sepucuk surat berwarna putih. Kuraih dan kubaca.



"AKU SAHABATMU"



Sahabatku? Siapa?



Ketika aku berkutat dengan pikiranku, orang aneh itu datang kembali secara tiba-tiba.



"Itu aku. Sudah kubilang jangan melakukannya seorang diri! Ada aku di sini! Bagilah sedikit dari perasaanmu padaku! Tak bisakah?"

"Siapa?""Surat itu aku yang membuatnya."



Bagai disambar petir di siang hari, aku merasa ada yang bergejolak di mataku. Duduk bersimpuh adalah hal pertama yang aku lakukan. Siapa dia? Sahabat? Dari mana? AKu tak biasa membagi perasaan ini padanya. Bolehkah aku memendamnya seorang diri saja? Tapi terkadang aku juga merasa kesepian. Lalu aku harus bagaimana?



"Tenanglah.. Diam di sini dan aku akan berada di sini sampai kau tenang."



Terasa mendesir dalam dada. Perasaan apa ini? Berdebar? Tapi aku senang.



Mungkin dia memang datang ke sini untukku.



"Aku datang memang hanya untukmu," dia berucap seakan-akan menjawab kekhawatiranku.



Melayang. Aku mabuk di atas awang-awang. Seperti inikah rasanya memiliki sahabat di sampingku?




*re-post from http://www.facebook.com/notes/dian-putri-%EB%94%94%EC%95%88/satu-jam-hanya-terasa-lima-menit/10150149244210248?ref=notif¬if_t=note_comment

4 komentar:

santuy ae mengatakan...


bagus sekali nambah" pengetahuan

Kisah Dari Timur Nusantara mengatakan...

luar biasa sekali nambah " inspirasi

Bangun Papua mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Bangun Papua mengatakan...

lumayan nambah inpirasi dan pengetahuan , untuk info lbhh lanjut pusat wawasan